"LAO YUSHEN!" teriak Sifeng yang semakin membuatku tertawa terpingkal-pingkal.
Sebelum masuk ke kamar, aku menoleh ke arahnya sejenak. Aku masih mendengar jelas omelan-omelan Sifeng.
"Situasi ini membuatku mengerti, betapa bencinya Cinderella pada kakak tirinya. Hassh! Sialan!"
Dan kata-kata aneh seperti inilah yang membuat kerasnya hatiku makin lama semakin melunak.
"Oii! Kau mengatakan sesuatu, A-Feng?"
"Tidak, Tuan Muda," jawabnya dengan memasang wajah manis dan menjengkelkan.
Malam harinya, aku melihat Sifeng tertidur pulas di sofa. Sifeng terlihat sangat kelelahan. Apa sikapku sudah keterlaluan terhadapnya saat itu?
Tapi, itu semua kulakukan agar Sifeng kembali pada Tuan Zhang.
Semua yang Sifeng lakukan di tempatku selama ini, apa sebenarnya tujuan Sifeng?
Aku duduk di samping Sifeng yang terlelap tidur. Kuusap lembut rambutnya, dan ini untuk yang pertama kalinya.