"Lao Yushen! Aku tidak gila! Kenapa kau memaksaku untuk ke rumah sakit jiwa ini, hah?!" Sifeng berteriak sambil meronta. Sifeng melemparkan tangan Yushen yang masih berada di kerah bajunya.
Yushen menarik sudut bibirnya, tersenyum misterius. Dia tidak mengatakan apa pun, sehingga membuat Sifeng semakin kesal.
Yushen kembali menggeret lengan Sifeng secara paksa. Sifeng tidak dapat melawan, kekuatan kakaknya itu tiga kali lebih besar dari kekuatan Sifeng sendiri. Apalagi Sifeng sudah kehilangan banyak berat badan karena sakit selama berbulan-bulan kemarin.
Pada akhirnya, Sifeng menurut saja ketika Yushen menggeret Sifeng secara kasar dan tidak manusiawi.
Setelah aksi menggeret seperti pengembala sedang menggeret anak domba tadi, kini Yushen dan Sifeng sudah sampai di kamar rawat nomor 212.
Sifeng masih belum mengerti alasannya, kenapa Sifeng diajak ke rumah sakit jiwa ini oleh Yushen. Sifeng berpikir bahwa Yushen tidak benar-benar ingin memasukkan Sifeng ke rumah sakit jiwa, 'kan?