Saat ini, sudah beberapa hari sejak Yushen dan Sifeng pulang ke Beijing, China. Yushen masih sering menemani ke mana pun adiknya pergi. Bukan sebagai sopir, tapi sebagai saudara tua yang selalu menjaga saudara kecilnya.
Walaupun Sifeng sudah mengingat semua. Namun sepertinya, pagi ini Yushen yang masih harus menjadi sopir. Bukan karena apa. Ini hanya karena Sifeng tidak tahu tempat mana yang akan mereka tuju.
"Mau ke mana sebenarnya kita, Lao Yu?" Sifeng bertanya pada Yushen, yang berada di kursi depannya, memegang kemudi.
"Diam saja, Bodoh! Jangan banyak bertanya, A-Feng! Duduklah dengan tenang hingga kita sampai!" bentak Yushen, yang kembali bersikap kejam pada adiknya.
Setelah dibentak seperti itu, Sifeng langsung diam.
Sudah beberapa menit, dan suasana di dalam mobil itu tetap hening karena tidak ada yang ingin memulai percakapan.
Yushen melihat ke arah Sifeng secara sekilas dari kaca spion atas. Sifeng terlihat sedang memijat pelipisnya secara pelan.