Aku sama sekali tidak memahami ucapannya. Batu Giok Meteorite apa? Batu istimewa apa yang wanita ini maksud?
Namun, dari itu semua, aku masih merasa begitu merindukan sosoknya.
Air mataku sudah deras menuruni pipi sejak tadi. Tapi, aku diam membeku saat ini. Aku begitu bingung hingga menggerakkan tubuhku pun terasa begitu sulit.
"Kau tidak ingin memeluk Ibunda, Putraku?"
Setelah mendengar ucapan itu, aku berhambur ke pelukan wanita itu. Wanita yang sepertinya sangat dekat denganku sebelum ini, tapi aku tidak mengingat siapa dia. Tapi, aku masih merasa sangat merindukannya.
Aku menangis sesenggukan di bahu wanita itu. Perasaan ini begitu aneh. Aku seolah dapat melimpahkan kesedihanku di bahunya. Aku tidak peduli jika dia mengataiku cengeng, tapi aku benar-benar seperti sangat merindukan sosok wanita itu. Aku juga tidak peduli dia ini ibunya siapa, yang jelas aku hanya ingin meminjam bahunya.