Wu Xie tidak mungkin mengeluh saat melihat kondisi kawannya jauh lebih parah darinya. Apalagi Yushen pasti sedang mengkhawatirkan adiknya juga. Wu Xie merasa prihatin melihat Yushen yang menghadapi masalah rumit itu.
Wu Xie mengulurkan tangannya ke arah Yushen.
"Lama sekali kamu bangunnya, Lao Wu! Wajahku sudah babak belur karena mereka!!" Yushen menggerutu. Tapi, meski terlihat kesal, Yushen masih meraih uluran tangan Wu Xie yang membantunya untuk berdiri.
Wu Xie hanya menanggapi dengan senyuman. Tapi, dia masih gengsi untuk meminta maaf pada kawannya.
"Kalau kalian sudah berunding, mari kita selesaikan lagi pertarungan ini!" tantang lelaki berkepala botak, yang sejak tadi paling bersemangat untuk mengalahkan dua pemuda asing yang menurutnya kurang ajar, Yushen dan Wu Xie.
"Tunggu sebentar!" Wu Xie mencoba bernego.
Wu Xie melepas pakaiannya dan menunjukkan tubuhnya yang lumayan kekar.
