Wu Xie melihat sejenak ke arah pemuda berkumis tipis itu.
Yushen menoleh ke arah Wu Xie, yang wajahnya sudah babak belur. Dia tertawa, menertawakan wajah tampan yang dieluh-eluhkan seluruh panti asuhan itu kini menjadi penuh lebam.
"Hahaha ... kau tidak apa-apa 'kan, Xiao Wu? Jangan jadi temanku jika kau kalah dalam perkelahian ini, Xiao Wu." Saat mengatakan ini, Yushen sambil masih tertawa. Yushen ingat jika pemuda itu pernah mengatakan jika dia ingin sekali menjadi temannya Yushen.
"Seharusnya, aku yang mengatakan hal itu, Laoban. Kau ke sini untuk membantuku atau hanya untuk mengejekku, huh? Kenapa kau malah tertawa seperti itu, eum? Apanya yang lucu, Laoban?!" Wu Xie berucap, kesal. Tapi, setelah itu dia malah ikut tertawa juga bersama Yushen.
Sepertinya, saat ini wajah Wu Xie terlihat sangat lucu sehingga membuat pemuda yang jarang tersenyum seperti Yushen malah tertawa keras. Wu Xie membatin.
