Tangan Masaru lalu kembali mendekat ke wajahku. Aku memejamkan mata, erat. Takut jika Masaru akan mengelus-elus wajahku seperti tadi lagi. Dan itu sangat menjijikkan.
"Ah ... aku lupa belum membuka penutup mulutmu, Sayang," lirih Masaru tanpa rasa berdosa.
Sial! Jadi, sejak tadi Masaru hanya lupa? Bukan karena dia takut aku akan berteriak? Jika dia melakukan hal itu, pasti dia sangat yakin meskipun aku berteriak kencang, pasti tidak akan ada yang mendengar teriakanku. Jika tidak, mana mungkin Masaru bisa setenang ini sekarang, bukan?
Sebenarnya, aku berada di mana saat ini? Ruangan ini bukan seperti ruangan yang ada di dalam bangunan. Ruangan ini begitu pengap dan ruangan kecil ini seperti berada di sebuah box besar. Mungkinkah aku berada di ruangan yang berada di peti kemas?
Entahlah.