Aku melihat ke sekeliling ruangan kembali. Masaru duduk tak jauh dariku. Dia tengah memandang ke arahku saat ini, dan itu terasa mengerikan. Ditatap oleh seseorang yang berjenis kelamin sama denganku. Bukankah ini aib namanya? Sial! Aku merasakan firasat buruk saat ini.
"Akhirnya ... kau bangun juga, Si-chan! Ini adalah tempatku. Kau boleh melihat-lihat. Aku akan memberimu waktu beberapa menit untuk mengenal ruangan yang nantinya kita gunakan berdua ini."
Setelah mengatakan hal ambigu itu, Masaru berjalan menjauh. Ia duduk di sudut ruangan yang seluruh dinding, atap dan lantainya penuh dengan tempelan fotoku yang berukuran 15 R itu. Masaru terlihat sedang makan mie cup saat ini.
Aku menghela napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Masaru memang membuka penutup mataku, tapi dia belum membuka lakban yang menutupi mulutku. Pasti dia takut jika aku akan berteriak.