Fokus mata Yushen juga tertuju pada kening Sifeng yang masih diplester. Hanya satu hari lepas dari pengawasan saja, Sifeng sudah kembali dalam kondisi yang kacau dan luka-luka seperti itu.
"Hufft ... kekacauan apa lagi yang kau perbuat, A-Feng?!" gerutu Yushen, tidak sampai didengar oleh Sifeng.
Sifeng terlihat berjalan terhuyung-huyung memasuki vila yang disewanya ini. Sifeng berteriak dan memaki-maki entah pada siapa.
"Takeru sialan hik! Berani sekali dia mempermainkanku hik seperti itu?! Dia telah cari mati! Beraninya dia membohongi Zhang Sifeng?! Hik! Aku yakin artis-artis itu juga mati di tangan si Takeru sendiri!" racau Sifeng.
Tubuh Sifeng hendak jatuh tersungkur, tapi ada tangan kekar yang menahan lengan Sifeng agar tidak jatuh.
Sifeng lalu menoleh pada sosok yang berada di sampingnya itu. Meski samar, Sifeng tahu bahwa itu adalah tangan pemuda yang direkrut oleh ayahnya dan saat ini tengah menumpang di vilanya yang Sifeng sewa saat ini.