Sifeng melotot, tidak mengerti kenapa pria asing itu tiba-tiba menyerangnya. Padahal, seharusnya Sifeng yang melakukan hal itu karena mobil pick up jelek itu berhenti mendadak di tengah jalan.
Sifeng langsung bangkit untuk duduk. Sifeng terus melotot karena Sifeng tidak tahu penyebab lelaki itu menyerangnya.
Sifeng bangun dengan sempoyongan karena tanpa sengaja kakinya tadi terkilir saat jatuh terjerembab tadi. Sifeng berdiri tegak kembali sambil membersihkankan pakaiannya dari salju.
"Kau menantangku, huh?!" bentak Sifeng pada pria asing, yang sudah lancang mendorongnya tadi.
Sifeng kini memasang ancang-ancang untuk menyerang. Dia memainkan kuda-kudanya.
"Maju kau!" tantang Sifeng lagi.
Lelaki berhoodie merah itu merasa tertantang. Dia berlari maju dengan penuh semangat. Kepalanya menubruk perut Sifeng dan mendorongnya dengan kekuatan penuh.
Punggung Sifeng membentur pembatas jembatan. Punggungnya tiba-tiba terasa perih seperti tertusuk benda tajam.