Sosok perempuan itu tetap bergeming, ia membiarkan Sifeng terus menangis di pundaknya. Sosok perempuan itu mengusap kepala dan punggung Sifeng secara lembut.
Sepuluh menit sudah berlalu, kini Sifeng terlihat mulai sedikit tenang. Perlahan, Sifeng melepaskan pelukannya dari sosok perempuan yang ada di hadapannya.
Namun, betapa terkejutnya Sifeng ketika melihat sosok itu adalah Nana, gadis yang membuat Sifeng jengkel akhir-akhir ini.
"Kau! Kenapa kau selalu mencari kesempatan untuk menggodaku, hah?" bentak Sifeng, yang masih meras linglung saat ini.
"Hah? Menggodaku? Untuk apa aku harus melakukan itu, Tuan?! Aku hanya lewat, tapi kau malah menarik dan memelukku secara tiba-tiba. Sebenarnya, siapa yang menggoda siapa, Tuan?" ucap Nana. Sesaat kemudian, Nana beranjak dan pergi meninggalkan Sifeng begitu saja.