Lian Ji menghentikan kalimatnya sejenak untuk menghela napas dalam-dalam.
"Akhirnya, aku teringat apartement rahasiamu yang ada di Pulau Hainan ini," sambung Lian Ji.
Sifeng masih terdiam, hatinya sangat kalut saat ini. Dia begitu khawatir memikirkan Yushen yang katanya sedang 'koma' itu.
"Bawa aku mengunjunginya, Jiejie!" pinta Sifeng, lirih.
***
Sifeng berada di pesawat menuju Beijing saat ini. Dada Sifeng terasa sesak tiba-tiba. Dada Sifeng terasa sangat sakit hingga untuk bernapas pun yeras sangat berat. Seolah dada Sifeng dihimpit oleh batu besar saat ini. Sifeng terus menekan dadanya, berharap itu dapat mengurangi sedikit rasa sakit di dada Sifeng.
Sifeng menghela napas panjang untuk mengatur napasnya, yang semakin lama semakin memendek. Sifeng bahkan terengah ketika bernapas. Hal semacam ini sering terjadi. Sifeng tidak mengerti kenapa tubuhnya begitu lemah akhir-akhir ini.