-Beijing, China-
Sifeng dan Yushen membuka mata mereka. Mereka telah sampai di depan kediaman Zhang. Mereka tidak dapat menahan tawa mereka lagi.
"Hahaha ... kau bisa bayangkan wajah para preman itu saat ini, A-Feng?" ucap Yushe sambil tertawa keras hingga memegang perut.
"Kurasa mereka akan syok, Yu Gege. Atau mungkin mereka akan mengira kita hantu? Atau Alien? Mereka mungkin mengira kita bisa menghilang. Hahaha, bodoh sekali mereka." Sifeng berucap, ikut tertawa di samping Yushen.
Setelah lelah tertawa, mereka akhirnya terdiam. Yushen menatap sendu ke arah Sifeng.
"Aku mengkhawatirkanmu, A-Feng. Jadi, aku tidak ingin berurusan dengan mereka." Suara Yushen sedikit melunak, dia merangkul pundak Sifeng saat ini.
Mendengar ucapan saudaranya, Sifeng terdiam sejenak.
"Eiittss, ingat, Lao Yu! Aku mengalah bukan karena aku kalah. Tapi memang aku sering kalah, hahaha!"
Ctas!
Filosofi aneh Sifeng itu membuat Sifeng diberi hadiah pukulan kejam dari kakaknya.
