Yushen bahkan bisa melihat tubuh Sifeng yang bergetar karena rasa takut. Saat ini, Sifeng terlihat seperti seolah membawa beban yang sangat berat di pundaknya.
Sifeng menggenggam tangan Yushen.
"Kita pulang saja, ya?! Aku benar-benar merasa takut saat ini, Yu Ge!" ucap Sifeng. Masih terus memohon pada Yushen agar mereka pulang ke Beijing saja saat ini.
"Kita sudah sejauh ini, dan kau ingin kembali pulang? Yang benar saja, A-Feng?! Aku tidak ingin perjalanan kita tadi sia-sia!" bentak Yushen.
Mendengar keputusan Yushen, Sifeng tidak bereaksi lagi. Sepertinya, Sifeng tahu benar jika Yushen sudah memutuskan, maka tidak akan ada yang bisa mengubah keputusan itu.
"Ayo kita masuk!" ajak Yushen.
Sifeng hanya diam, tidak menjawab. Yushen kemudian melingkarkan tangannya ke pundak milik Sifeng, mencoba menenangkan suadaranya.
"Tenanglah, A-Feng! Aku akan selalu bersamamu, Adikku!" ucap Yushen, terdengar begitu lembut di telinga Sifeng.
