Yushen memegang kedua tangan Sifeng yang berada di lehernya.
"Kau sungguh ingin balas dendam padaku, Adikku? Apa kau ingin balas membunuhku," ucap Yushen.
Sifeng belum mau menjawab. Sifeng masih memegang leher Yushen saat ini.
Sifeng semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Yushen, menghilangkan jarak diantara mereka.
Ya Tuhan! Sifeng malah mencium kening saudaranya? Sontak saja, Yushen langsung menendang perut Sifeng, membuat tubuh Sifeng terpental. Tubuh Sifeng jatuh terduduk di kursi yang berada di belakangnya.
Bisa kalian bayangkan reaksi para penumpang lain? Tentu saja mereka memandang Sifeng dan Yushen dengan tatapan jijik. Astaga! Rasanya Yushen saat ini sungguh ingin benar-benar membunuh Sifeng, karena Yushen tidak sanggup menahan malu. Seluruh mata tertuju pada Yushen dan Sifeng.
Meski memegangi perutnya yang sakit, akibat tendangan Yushen. Tapi, Sifeng masih tertawa puas saat ini. Sifeng merasa jika dia sudah berhasil membuat Yushen merasa takut.