Sifeng langsung bangkit dan menghajar Masaru. Ya, pria berambut merah itu bernama Masaru.
Sifeng terus menonjokki wajah Masaru hingga hidung dan bibir Masaru berdarah.
Masaru memang adalah preman yang dulu pernah kubayar untuk menipu Sifeng. Namun, Sifeng tidak tahu akan hal ini.
"Sekali lagi kau membentak kakakku, aku bersumpah akan membunuhmu!" ancam Sifeng sambil menjambak rambut merah milik Masaru.
Ah, sebenarnya aku tidak ingin meladeni preman itu. Tapi, Sifeng sudah terlanjur memulai pertarungannya.
Masaru tertawa terbahak-bahak, membuat Sifeng mengernyit.
"Hahaha, apa aku tidak salah dengar? Kau memanggil pria
berkumis ini sebagai saudara? Pria yang menenggelamkanmu 2 tahun yang lalu. Hahaha ... ini sungguh lucu." Masaru berucap, terus memprovokasinya Sifeng.
Sifeng melotot ke arahku, seolah Sifeng menginginkan penjelasan dariku. Jujur, Sifeng memang belum tahu mengenai aku yang menyuruh Masaru untuk membunuhnya.