Setelah aku mendapat kepercayaan seutuhnya dari Sifeng, aku mulai masuk di Kantor Zhang Group sebagai asisten pribadi dari Direktur Eksekutif Zhang Sifeng.
Sangat sulit mendapat kepercayaan tuan muda itu. Dia memperlakukanku seperti pembantu, sungguh memuakkan. Aku harus mengambili bola saat ia bermain tenis, menaruh bola golf di teebox, menemaninya jogging, membawakan handuk saat ia renang, menunggunya sampai selesai makan, menuangkan minum ke cangkirnya dan pekerjaan tak berkelas lainnya.
Setelah masuk di perusahaan milik keluarga Zhang, aku bersama parter dalam crime-ku menjalankan rencana kami. Ya, kami yang menetapkan skandal tentang penggelapan dana dari investor di Zhang Group oleh Kepala Keluarga Zhang sendiri.
Perusahaan sangat kacau saat ini. Bahkan, Tuan Zhang sampai terkena stroke karena perusahaannya hancur.
Dan di saat itu juga aku telah membuat Nona Zhang Lian jatuh hati padaku. Konyol, kan? Aku membuat kakakku sendiri jatuh hati padaku.
Banyak terjadi setelahnya. Dan kenyataan terpahitnya, ternyata aku adalah bagian Keluarga Zhang. Aku adalah Zhang Sifeng yang asli.
Ini semua adalah konspirasi istri dari Tuan Zhang Minghao, yaitu Nyonya Wang Jia Li. Ibu dari Nona Zhang Lian, termasuk juga ibu tiriku.
Aku ingin melupakan kejadian itu. Aku tidak tahan jika mengingat kesedihan mereka.
Bahkan, setelah itu aku mengalami kecelakaan parah karena Nyonya Wang.
Setelah bangun dari mati suri, aku malah berada di rumah sakit jiwa. Tidak tahu pastinya, mungkin saat itu aku sangat depresi. Aku tahu bahwa aku anak kandung Tuan Zhang, setelah aku menghancurkan keluargaku sendiri.
Dan di saat terjadi, Sifeng seutuhnya berubah. Ia bukan bagian dari Keluarga Zhang, karena memang akulah Zhang Sifeng yang asli.
Sifeng hanyalah anak yang tidak tahu apa-apa. Dia dibawa oleh Nyonya Wang ke Keluarga Zhang hanya agar anak Tuan Zhang yang lain, aku, tidak tinggal bersama di istananya.
Aku dapat memahami perasaan Nyonya Wang saat ini. Mana mungkin ada wanita yang rela kalau anak lain dari perselingkuhan suaminya, tinggal bersamanya juga. Wanita itu tidak mungkin mau merawat anak haram suaminya, bukan? Jadi, aku tidak menyalahkan Nyonya Wang atas konspirasi itu.
Setelah itu, Sifeng terlihat sungguh menyesal menjadi pembangkang selama ini. Aku pernah mendengar dia berucap kepada Tuan Zhang.
"Maafkan aku, Ayah. Jika aku tahu lebih awal aku bukan bagian dari keluarga ini, pasti semua ini tidak terlalu berat bagiku. Aku tidak akan mencoba menarik perhatian kalian dengan membuat banyak masalah." Kurang lebih seperti yang diucapkan Sifeng.
Ia benar-benar berubah. Sifeng yang arogan, keras kepala, tempramental dan sifat buruk lainnya berubah menjadi Sifeng yang penurut, baik dan penuh kasih sayang.
Mungkin, ada rasa penyesalan setelah ia melihat bahwa akulah Zhang Sifeng yang asli. Anak yang ditukar dengannya 10 tahun yang lalu.
Hanya dia, Zishu dan Manager Huo yang selalu menemaniku di rumah sakit jiwa. Perlahan, aku dapat mengontrol emosi dan aku dinyatakan sembuh.
Setelah keluar dari rumah sakit jiwa, tidak disangka bahaya lain menanti. Ya, Lian Jiejie sudah berada di apartemen milikku dengan pistol di tangannya. Saat itu, aku memang pulang sendirian.
Mungkin yang Lian Jiejie tahu hanyalah tentang Xiao Yushen yang telah menghancurkan keluarganya.
Tapi, dia belum tahu fakta yang kedua, yaitu aku adalah Xiao Sifeng-nya dulu. Adik kecil yang selalu bermain meniup gelembung sabun dengannya.
Takdir memang kejam.
Lian Jiejie membidikkan pistolnya tepat ke arah perutku, dan meninggalkan tempat ini begitu saja.
Aku meraih pistol itu dan mengelap sidik jari Lian Jiejie. Darah mengucur deras dari perutku, namun aku masih bisa menahannya.
Dengan susah payah, aku berjalan ke luar dengan niat membuang pistol itu agar Lian Jiejie tidak terjerat hukum.
Tertatih, kutelusuri jalanan kota Beijing dengan sisa tenaga yang kumiliki. Sesekali, aku harus bersandar di tiang listrik karena luka di perut semakin sakit.
Setelah sampai di pinggir sungai, aku membuang pistol tadi. Tapi sial! Perutku merasakan sakit yang hebat. Napasku juga terasa berat dan nyeri. Pandanganku mulai mengabur dan gelap. Aku tidak mengingat lagi apa yang terjadi setelah itu.
Bersambung ....