Roh Sifeng memandang sendu ke arah kakaknya, dan berucap, "Gege, pikirkan baik-baik! Aku tidak ingin kau menyesal nantinya. Kau sudah berkorban banyak untukku, Gege. Jadi, jangan lakukan itu lagi!"
Yushen hanya tersenyum secara singkat. Yushen mulai membuka pemantik apinya dan mengarahkan ke telapak tangan kiri yang terulur ke depan.
"A-Feng, aku tahu kau tidak akan sanggup melihat ini. Jadi, tunggulah aku di bawah sana bersama Raja Mimpi, A-Feng. Apakah kau mengerti?" ujar Yushen. Dia sangat mengerti reaksi Roh Sifeng jika melihat darah.
"Gege, aku tidak akan bosan untuk mengingatkan, apa kau benar-benar yakin dengan apa yang akan kau lakukan ini, heh?" tanya Roh Sifeng untuk yang ke sekian kalinya.
Yushen mengangguk kecil. Yushen mulai merapalkan mantra seperti yang Vincent Greyrat ajarkan sebelumnya.
Yushen mulai melukai telapak tangan kirinya dengan pemantik api. Darah merah kental mengucur dari atas Gunung Hitam.