"Dimas...."
Kaila menyentuh lengan Dimas dengan ragu ragu, pria yang tadinya melamun di dekat jendela.
Kini menoleh ke arah gadis itu dengan tatapan penuh tanda tanya, Kaila melirik Dimas dengan senyuman tipis.
Guna menimbulkan senyum yang sama di wajah tampan Dimas, namun. Tampaknya pria itu memang tidak sedang dalam suasana hati yang baik.
Buktinya menunjukkan jika dirinya baik baik saja, Dimas hanya diam dengan pandangan yang kosong ke luar jendela.
Pasti karena pria itu mengkhawatirkan dirinya yang masih tampak lemas karena kehabisan darah, infus Kaila tinggal sedikit.
Mereka hanya perlu menunggu hingga infusnya habis, supaya Kaila boleh pulang.
"Kamu baik baik aja? Kamu mau aku panggilin suster, buat obati luka kamu itu?" tambah Kaila, masih terlihat begitu ragu dengan perasaannya yang tak menentu.
Kaila hanya takut, luka Dimas akan infeksi karena terlalu lama dibiarkan seperti itu.