Kaila menghempaskan tubuhnya ke atas kasur dengan cepat, dia membuang napas kasar. Gadis itu merasa lelah, ya. Lelah fisik juga mental.
Namun, setelah bicara jujur pada Ken tadi. Perasaan Kaila sudah sedikit lega, Kaila hanya tinggal memikirkan bagaimana caranya agar Rifa mendapatkan ganjaran yang pas untuk perbuatannya itu.
Apa pun itu Kaila akan temukan caranya, sampai dia berhasil sebab membuat Rifa bertanggung jawab adalah impian Kaila sejak lama.
"Aku harus bicara sama Dimas."
Dengan itu Kaila menghubungi Dimas, Dimas yang memang masih belum tidur jelas langsung mengangkat panggilan itu.
"Iya, ada apa, Kaila?" tanyanya dengan suara yang begitu lembut, Kaila jadi menahan senyumnya karena hal sederhana ini.
"Apa aku ganggu?"
Dimas yang kala itu tengah berbaring, merubah posisinya menjadi duduk. Dia menatap lurus ke depan membayangkan wajah Kaila di matanya sangat membuat perasaannya jadi begitu baik.
