Dimas menghempaskan bokongnya ke sofa empuk yang terdapat di ruangan Kaila, ruangan dengan interior yang begitu mewah nan sederhana sangat mencerminkan sosok Kaila yang sesungguhnya.
"Ah, berada di kantor seperti ini. Buat aku jadi rindu ruanganku," ungkap Dimas dengan terbayang akan bagian bagian yang ada di perusahaannya di Bali.
"Kayaknya aku harus bangun cabang baru di Jakarta, supaya ada kerjaan kalau lagi di sini," tambah Dimas memiliki rencana yang sepertinya bukan hanya wacana.
Dimas meyakinkan dirinya untuk membangun cabang, lagi pula itu demi keberlangsungan usahanya agar semakin maju.
Dimas mulai bosan hanya melihat lihat saja, hingga akhirnya dia memutuskan untuk bermain ponsel.
Di tengah menikmati waktu sendiri dengan perut yang sudah keroncong minta diisi, tiba tiba terdengar suara notifikasi dari ponsel.