Kaila melirik ponselnya, saat ini sudah masuk pukul delapan malam. Dan, di sana pesan Ken yang memberikan alamat tempat mereka akan bertemu sudah terkirim.
Kaila meremas kuat ponselnya, dia melihat ke atas guna menyemangati dirinya agar tetap kuat.
Membayangkan akan seperti apa dirinya bertingkah nanti, hanya membuat kepalanya sakit. Hingga akhirnya Kaila memutuskan untuk menghubungi seseorang.
"Ada apa, Kaila?"
Dia adalah Dimas, ya. Kaila sudah berjanji dan dirinya harus menepati janji itu.
Jika, Kaila bertemu dengan Ken seorang diri hanya akan menjadi masalah bagi dirinya. Sepertinya mengajak Dimas adalah cara yang tepat.
"Dimas, kamu sibuk nggak?"
"Sebenarnya aku ada meeting sebentar lagi," aku Dimas tanpa berbohong, ini adalah meeting penting yang harus dia hadiri.
Jika, dirinya tak hadir dia tak bisa. Karena itu dirinya harus jujur, jika tak terlalu penting maka dia akan katakan pada Kaila kalau dirinya tak sibuk pada Kaila.