Kaila membuang napas panjang, setelah bicara dengan Mira moodnya jadi tak baik.
Gadis itu kembali ke dekat mamanya.
"Habis menerima telepon dari siapa?" tanya Wiyana heran, dia menoleh dengan tatapan yang serius menantikan jawaban Kaila.
Kaila tersenyum simpul, dia kembali terbayang wajah cantik Mira.
"Dari asistenku, Ma. Dia nanya kapan aku pulang, soalnya ada berkas penting yang harus aku tanda tangani," alibih Kaila.
Ya, dia tak bisa jujur. Ini terlalu sensitif jika harus dibahas saat ini, rasanya pun tak mungkin.
"Oh, begitu."
Dan, bagusnya Wiyana percaya. Lagi pula dia tak punya alasan untuk tidak percaya pada putrinya itu.
Kaila mengangguk lega, akhirnya sang mama percaya juga.
"Oh, iya. Dimas kapan balik ke Bali? Mama pikir dia juga hari ini mau pulang, tapi. Dari tadi Mama nggak liat," ujar Wiyana sembari celingak celinguk mencari sosok Dimas.
Kaila memutar bola matanya jengah, ingat akan Dimas rasanya sangat malas.