Di hotel itu, Wiyana akhirnya bisa istirahat setelah sejak kemarin sibuk menangisi Haidar.
Kaila menghembuskan napas lega, dia menutup pintu hotel dengan hati hati. Kaila mengusap perutnya yang keroncongan sebab belum makan sejak siang hingga malam sudah menjelang.
"Ah, aku laper...." keluh Kaila, dia lantas beranjak dari sana menuju lobby, ingin mencari tempat makan atau restoran di mana pun itu yang paling dekat dengan hotel.
Agar Kaila tak perlu meninggalkan mamanya jauh jauh.
Di tengah perjalanannya, dering ponsel yang berada di sakunya membuat Kaila berhenti dan melihat nama papanya yang tertera di sana.
Maka, tanpa ragu Kaila langsung angkat lalu menempelkan ponselnya ke telinga.
"Kaila?" sapa Allard, di tempatnya dia tengah menyandarkan tubuh bagian belakangnya pada sandaran kursi kerjanya.
"Iya, Pa. Kenapa?" tanyanya belum tahu apa maksud dan tujuan Allard menghubunginya tiba tiba saja.