Di pemakaman semuanya memakai pakaian serba hitam, hujan gerimis turun seakan ikut berkabung.
Tangis haru Dinda dan Wiyana menemani tubuh Haidar yang mulai ditutup oleh tanah basah, Ken menutup kesedihannya di balik kacamata hitam, dengan Rifa di sampingnya dan juga Mira yang belum tahu apa apa.
Rifa melirik Ken dari samping, mendadak dia merasa bersalah karena sudah bertengkar tadi.
"Ma, kenapa kakek ditutup tanah?" tanya Mira dengan wajahnya yang begitu polos.
Dia mendongak guna melihat wajah sang mama yang jauh lebih tinggi, Rifa menghela napasnya. Dia perlahan menarik sudut bibirnya guna menciptakan sebuah senyuman tipis agar Mira tak berpikir yang aneh aneh.
"Kakek lagi main petak umpet sama kita, dan. Kakek milih sembunyi di sana," ujarnya pelan, sembari mengusap puncak kepala Mira dengan lembut.
Tidak ada yang tahu jika saat ini Ken tengah memejamkan matanya, sebab dia terlalu takut melihat papanya dikubur di depan matanya.