Hari ini terasa panjang, Kaila sungguh lelah. Dia sudah menceritakan semua yang Dimas katakan kepada papanya, agar sang papa bisa membantu mereka untuk mencari tahu lebih dalam.
Dan, Kaila sangat yakin dengan kemampuan papanya yang tak bisa diremehkan.
Kaila menghempaskan tubuhnya ke kasur empuk kesukaannya.
"Ah, aku harap papa bisa temukan pelakunya secepatnya. Aku yang bakal pukul wajah manusia sialan itu," geram Kaila sudah sangat bertekad, selama ini Dimas sudah banyak membantu dirinya. Maka, Kaila akan sangat senang jika bisa membantu hal kecil ini untuk Dimas.
"Ah, aku belum mandi," keluh Kaila, dia ingin bangkit untuk bergegas ke kamar mandi.
Tapi, suara dering ponsel membuatnya berhenti.
Kaila melirik ponselnya, nama Ken tertera di sana. Jantung Kaila terpacu membaca nama itu dalam hatinya, tangannya tampak ragu menggapai ponsel.