"Enggak, kamu nggak salah."
Dimas mengangguk paham, dia pun yakin dirinya memang memberikan pertanyaan yang wajar wajar saja sejauh ini.
"Kalau begitu apa kamu keberatan untuk memberitahunya?" simpul Dimas lagi dengan satu alis terangkat, matanya tak bisa berhenti menatap wajah cantik Kaila dari samping yang tampan jauh lebih mempesona karena terkena sinar bulan malam.
Kaila tersenyum simpul mendengarnya, dia menghela napas panjang lantas menatap ke arah langit dengan seksama.
"Bukan juga."
"Lalu, apa?"
"Apa kalau bertanya, kamu selalu ingin mendapatkan jawabannya?" cibir Kaila lantas melirik Dimas dengan ke dua alis yang naik ke atas.
Dimas tertawa renyah sekali, dia menggeleng mendengar pertanyaan sederhana itu.
"Apa aku menjawabnya?" tanya pemuda itu balik dengan santai, Kaila memajukan bibirnya tak paham dengan pendirian pemuda di depannya ini.
Maka, dengan yakin. Kaila mengangguk mantap membuat helai helai rambutnya ikut bergoyang ke sana dan ke sini.