Seminggu mereka sudah memikirkannya dengan matang, setelah banyak usaha yang dilakukan akhirnya Ken bisa membuat Rifa setuju untuk mengambil jalan tengah agar mereka tetap bisa memiliki seorang anak.
Ken menggenggam telapak Rifa begitu erat, dia menatap penuh cinta dan senyum yang lebar. Ken mengangguk, meyakinkan Rifa jika semuanya akan baik baik saja.
"Ayo, kita harus menjemput anak kita," ajak Ken menarik Rifa menjauh dari mobil.
Rifa ragu, kakinya terasa berat untuk mendekati sebuah tempat yang dinamakan panti asuhan, dari tempat mereka berdiri. Ke duanya dapat melihat banyak anak anak yang bermain-main dan tawa mereka membuat Rifa semakin ingin memiliki anak.
"Kenapa?" tanya Ken penasaran, padahal sebelum ke sana Rifa sudah setuju.