"RIFA!"
Ken datang bak pahlawan, selalu sampai di waktu yang tepat. Pria itu memeluk istrinya begitu erat dari belakang dengan kepala menggeleng, tak akan pernah membiarkan Rifa melakukan hal yang gila.
Rifa berusaha berontak, dia ingin menjauhkan tangan Ken yang melingkari perutnya.
Namun, tangan suaminya itu sangat erat tak akan mudah Rifa jauhkan.
Ken bergegas membawa Rifa jauh dari ujung gedung, dia masih setia memeluk dan mengucapkan kalimat kalimat penenang. Hingga Rifa lelah sendiri, dia langsung jatuh terduduk.
Ken bersimpuh di depan Rifa, dia menangkup ke dua pipi Rifa yang basah. Ken hapus jejak air mata istrinya, Ken tidak bisa melihat Rifa begitu hancur.
"Rifa, jangan begini, Sayang...." ujar Ken sangat memohon, isakan pilu yang lolos dari bibir Rifa sangat menyesakkan bagi Ken.