Dia Allard, setelah memutuskan untuk keluar dari hotel Wiyana, dia tidak tahu ingin pergi ke mana.
Sampai pada akhirnya kakinya secara tak segaja membawa dirinya sampai ke rumah sakit di mana Alea dirawat, Allard tak masuk ke dalam. Yang ia lakukan hanya diam memandangi pintu rumah sakit.
Seperti ada sesuatu yang memanggil dirinya untuk masuk dan menjenguk salah satu pasien.
"Aku mencintai Wiyana, tapi Alea sakit begini juga karena salahku," ujar Allard pelan.
Pandangannya turun ke bawah, Allard menarik napas dalam dalam. Kakinya sebenarnya sudah gatal untuk melangkah ke dalam, tapi otaknya masih enggan untuk memberikan perintah agar segera berjalan.
"Baiklah, aku akan lihat dulu. Baru membuat keputusan, apa aku harus mempertahankan pernikahan atau menebus kesalahan."
Dengan itu, maka. Allard yakin untuk memasuki rumah sakit.
Selang beberapa saat, akhirnya Allard benar benar sampai di depan pintu ruang rawat Alea yang tertutup rapat.