"Oh, jadi kamu marah karena Ken bertunangan sebelum melaksanakan janjinya padamu?" simpul Haidar setelah mendengarkan dengan baik apa masalah Kaila dengan sesekali mereka menjilati es krim di tangan masing masing.
"Hmmm, saya marah. Saya kesal sama dia, Om. Dia ngeselin, kalau mau tunangan kenapa umbar janji sama saya?" amuk Kaila, dia lampiaskan itu pada Haidar tanpa pikir panjang.
Haidar tersenyum senyum tak jelas sebab dia baru menyadari sesuatu.
"Kamu menyukai putra, saya?" tebaknya sukses membuat Kaila tersedak es krim padahal sejak tadi dia menikmatinya dengan sangat baik.
Melihat respon itu, Haidar sudah tahu jawabannya tanpa Kaila harus katakan kejujurannya.
Mudah sekali bagi Haidar untuk tahu tentang sesuatu dari melihat reaksi seseorang saja, itu adalah keahliannya.
"Om...." tegur Kaila tak santai.