"Ken, cara apa yang kamu gunakan sampai sampai gadis keras kepala itu mau menuruti perkataanmu?"
Haidar masih penasaran akan hal itu, Haidar sudah lihat dengan mata kepalanya. Saat Wiyana sendiri yang notabenenya adalah mama dari Kaila, gadis itu menolak untuk kembali. Tapi, saat Ken yang membujuk.
Luar biasa, keras kepalanya seperti lenyap seketika dan gadis itu sudah muncul di hadapan Wiyana hanya dalam hitungan jam.
Ken tersenyum geli saat membayangkan apa yang harus dirinya lakukan agar Kaila mau pulang.
"Ck, sebenarnya ini nggak pantas untuk dikatakan, Pa."
Ekspresi Ken yang tampak geli membuat Haidar semakin penasaran saja, dia lantas berhenti padahal mereka sudah hampir masuk ke dalam sebuah restoran di mana sebuah pertemuan antara dua keluarga akan dilakukan.
"Apa memangnya, kenapa kamu buat Papa semakin penasaran?" desak Haidar dengan satu alis terangkat.
Ken menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, matanya memandang langit malam ini.