Bahkan hingga mentari sudah menyingsing, Kaila masih enggan untuk kembali kepada mamanya.
Wiyana yang memutuskan untuk tetap di Jakarta, memilih bermalam di sebuah hotel. Dia sudah berkali kali menghubungi putrinya, tapi tampaknya Kaila sangat marah sampai sampai panggilan darinya diabaikan oleh gadis itu.
"Kenapa kamu marah sama Mama, Kaila?" tanya Wiyana sungguh tidak habis pikir, dia tidak pernah duga kalau putrinya akan marah sebesar ini padanya.
Di tengah kegundahannya, ada seseorang yang datang saat ini tengah menekan bel pintu berkali kali. Wiyana buru buru berlari ke luar, dan membuka pintu. Wajah tampan Haidar yang menyambut dirinya pagi ini.
Pria itu tersenyum begitu hangat, sementara Wiyana tak bisa membalasnya sebab pikirannya masih penuh dengan Kaila dan bagaimana kelanjutan dari kisah hidupnya yang tidak pernah beruntung ini.
