Tempat di itu di sebuah kamar sederhana, Alea terlihat mondar mandir sambil menggigit kecil kuku kukunya yang mulai memancang.
Dia tidak bisa berhenti memikirkan Allard yang katanya tertembak, Alea ingin melihat langsung keadaan pria yang dicintainya itu.
Namun, sayang sekali. Alea tidak bisa datang ke Prancis seorang diri, sebenarnya bisa saja dia mengajak tiga temannya yang lain.
Tapi, setelah dipikir pikir itu hanya akan membuat repot ke tiganya saja. Alea berhenti mondar mandir tak jelas seperti seterikaan, dia melirik secarik kertas yang berisikan nomor Haidar.
Ya, Alea akhirnya bisa mendapatkan nomor pria itu setelah dia memintanya pada anak buah Haidar tadi.
"Gue harus telepon atau enggak?" gumamnya bingung sendiri, tak ada yang memberikan jawaban.
Alea semakin gusar saja sebab otaknya memaksanya untuk menelepon Haidar, tapi hatinya menolak saran otaknya itu.