Seperti jatuh tertimpa tangga pula, itu adalah kalimat yang cocok untuk menggambarkan seorang gadis lusuh yang duduk di samping kasur Haidar.
Dia Wiyana, memilih menemani Haidar setelah tadi dia meminta pada rekan Allard untuk menunggu pria itu di depan ruang operasi.
Seperti dunianya runtuh seruntuh runtuhnya, Wiyana tidak bisa berkata kata. Dia bahkan tak mau memakan makanan yang dibeli rekan Allard.
Selera makannya sudah tidak ada, hanya satu yang gadis itu inginkan. Kesembuhan dua pria yang paling hebat dalam menjaga dirinya.
Bahkan ke dua pria itu tak segan bertaruh nyawa demi Wiyana seorang, Wiyana jadi bertanya tanya. Apa hebatnya dirinya sampai mereka mau berbuat sejauh itu.
"Haidar, jangan buat saya tambah takut. Bangunlah, saya butuh kamu untuk menunggu Allard operasi," pinta Wiyana lirih, suara gadis malang itu serak.
Karena menangis tanpa henti sejak kemarin, mata sembab dan lingkar hitam di bawah matanya jelas menjelaskan seberapa lelah dan takut dirinya kini.