Dua saudara itu saling cekik mencekik, ke duanya terlihat saling mempertahankan diri yang sepertinya sama sama lemas.
Darah Haidar dan Haru bercampur mengotori kamar yang dulunya ditempati oleh Wiyana, Allard masih setia berdiri di ambang pintu.
"Apa gue harus selametin dia?" tanya Allard pada dirinya, dia mulai ragu untuk membantu Haidar.
Apa boleh buat, dirinya tidak bisa menafikan perasaannya sendiri.
Allard terluka di dalamnya, dia sakit melihat bagaimana Wiyana mengkhawatirkan pria lain sementara gadis itu tau kalau Allard mencintai Wiyana.
"Tapi, kenapa gue harus bantu dia? Bukannya kalau dia mati di sini, Wiyana bakal jauh dari dia. Dengan begitu Wiyana bakal bisa liat gue yang selalu ada buat dia."
Lihatlah pria itu kini mulai egois, ya. Allard pun menyadari hal itu.
Karena keegoisannya itu, dia tidak segera masuk malah asik menyaksikan aksi saling membunuh dua saudara di dalam sana.