"Wiyana, ada apa? Kenapa begini? Saya salah apa?" tanya Haidar.
Ketegangan di kamar mewah itu masih menyelimuti ke duanya, Wiyana tak henti. Hatinya bergetar sampai ke tangan karena menodongkan pistol ke dada Haidar.
Wiyana tidak duga dirinya akan melakukan ini pada pria yang ia cintai.
"Pergilah, Haidar! Saya mohon...."
Wiyana hampir menyerah untuk menyuruh pria itu pergi dari sana, Wiyana tidak bisa melihat Haidar dalam bahaya.
Dengan dia nekad datang ke pulau itu, maka. Nyawa Haidar benar benar sudah di ujung tanduk.
"Kenapa saya harus pergi? Kalau pun saya pergi, saya akan pergi bersama kamu. Saya ke sini untuk membawa kamu kembali bersama saya, ayo, Wiyana. Kita kembali ke Indonesia, ya."
Haidar tak segan membujuk dengan mengulurkan satu tangannya, berharap Wiyana mau menerima uluran tangannya yang besar.