"Jaga ucapanmu!" sungut Dinda tak santai, berani sekali Alea mengatakan hal demikian padanya.
Ah, Dinda tidak menyukai sosok Alea ini. Namun, Alea pun sebenarnya tidak pernah minta untuk Dinda menyukai dirinya.
Alea bukannya berhenti, dia malah semakin menjadi dengan menerbitkan senyum miring khas dirinya, yang mana itu semakin membuat Dinda kesal saja.
Jika, tak mengingat di sana ada Ken. Mungkin Dinda tidak akan segan untuk memukul wajah menyebalkan Alea itu.
"Baiklah, akan kujaga. Kalau begitu kamu juga harus jaga sikapmu!" balas Alea tak kalah sengit.
Rahang Dinda mengeras, tanpa basa basi. Dia menarik Ken menaiki anak tangga, dia datang ke sana karena ada yang ingin dirinya sampaikan pada putranya.
Begitu Dinda sudah menemukan tempat yang pas untuk bicara, dia membuat Ken duduk di atas kasur. Ya, Dinda membawa Ken ke kamar bocah itu, sebab dia rasa kamar adalah tempat yang pas untuk bicarakan hal serius ini.