Ke empat gadis dengan penampilan yang acak acakan, dan wajah kusam serta penuh dengan keringat berlari sekuat tenang menjauhi bandara dengan saling bantu.
Alea satu satunya yang memiliki luka di kakinya, Kania dan Bulan serta Maya harus saling bergantian memapah Alea dengan hati hati.
Syukurlah jalan malam itu lumayan ramai, tapi sayang tak ada yang bisa mereka mintai tolong.
"Ahkkk."
Alea jatuh tersungkur, telapaknya terluka karena tergores aspal. Dia jatuh karena tak kuat lagi berlari dengan ke dua kakinya sendiri, maka ke tiga gadis yang sudah ketakutan itu berjongkok mendekati Alea.
"Kamu nggakpapa?" tanya Maya khawatir dengan keadaan Alea, napas mereka sama sama tersengal sengal.
Tak satu pun dari mereka ada yang mau menyia nyiakan kesempatan emas ini, mereka tidak tahu saja kalau seharusnya pergi dengan santai sebab mereka aman karena Wiyana menggantikan mereka.
"Kalian pergi aja duluan, cepet! Gue nggakpapa, gue bakal nyusul kalau udah baikan," suruh Alea agak keras.