Haidar melihat layar ponselnya dengan tak santai, sambungannya sudah terputus secara sepihak dengan Wiyana yang memulainya.
"Ah, gadis ini sangat menyebalkan!" gerutu Haidar geram rasanya ingin menimpuk Wiyana dari tempatnya berdiri.
Sadar kalau ponselnya sudah tak tak ada gunanya dia pegang, Haidar membuangnya begitu saja ke atas meja kerja.
Pria itu lantas menatap pemandangan luar dari jendela besar dalam ruangannya, Haidar tidak tahu kenapa. Tapi, ini kali pertama dia tak begitu dendam saat ada yang berlaku tidak sopan padanya.
"Apakah saya mulai berubah menjadi orang yang tidak benar?" tanyanya pada dirinya sendiri.
Haidar tak habis pikir, bagaimana bisa dia berubah sederastis ini. Tapi, yang pasti perubahan semacam ini tidaklah benar.
"Tidak boleh, saya tidak boleh terlihat lemah! Ini bukan Haidar yang dulu, saya tidak begini!"
Haidar memejamkan matanya, mulai mengingat kapan agaknya dia mulai berubah menjadi pribadi yang seaneh ini.