Ke tiganya masuk ke rumah mewah serba kaca itu, Lidia menyambut putra, cucu dan mantan menantunya dengan senyuman.
"Dinda, apa kabar?" tanya Lidia berbasa basi, padahal jauh di dalam lubuk hatinya dia menyumpah separahi Dinda sebab wanita itu pun turut andil dalam memisahkan Wiyana dan Haidar bahkan untuk yang ke dua kalinya.
"Baik, Ma. Mama apa kabar?" balas Dinda girang, dia bahkan berhambur memeluk Lidia dengan sangat erat.
"Pasti kabar, Mama. Baik, kan? Tentu aja, kan. Sebentar lagi, aku bakal jadi mantu, Mama," bisik Dinda tepat di telinga Lidia.
Wanita paruh baya itu mengepalkan tangannya, jika saja di sana tak ada Haidar dan Ken. Maka, Lidia tidak akan segan untuk menampar Dinda yang sudah lancang.
"Mama, baik!" seru Lidia sambil melepaskannya pelukan mereka dengan sedikit kasar.
Dinda tidak tersinggung dengan itu, dia malah semakin senang karena berhasil memancing rasa kesal wanita tua itu.