"Al, ini waktunya minum obat. Mau gue bantu?"
Allard masih belum menyerah untuk membujuk Alea buka mulut, dia senantiasa di sana menantikan Alea.
Seperti yang Wiyana pesankan, Allard tak terlalu mendesak Alea. Dan, karena itu Allard banyak menghabiskan waktunya di kamar Alea hanya untuk melihat gadis itu menatap langit langit kamar.
Sesaat Alea tidak menjawab, sampai Allard sudah hampir meletakkan obat Alea kembali ke meja. Alea baru menoleh, hanya tolehan saja sudah membuat Allard kembali menegakkan tubuhnya.
"Lo mau minum obat?" tawarnya lagi sembari mengangkat obat Alea tinggi tinggi.
Alea menjawab dengan matanya yang mengedip beberapa saat, jelas Allard senang akan hal itu.
Setidaknya ini jauh lebih baik dari pada terus diam saja, bukan?
Maka, dengan penuh kelembutan Allard bantu Alea duduk. Tak lupa dia menyusun banyak di punggung gadis itu agar Alea nyaman.