Hari hari berlalu dengan cepat, mereka yang mendapatkan perawatan di rumah sakit. Kini sudah diperbolehkan pulang.
Allard senang karena Wiyana datang menjemput dirinya, Wiyana sudah lebih baik walau bekas luka di wajahnya tidak mudah untuk hilang.
Namun, bekas luka itu tidak membuat rasa tertarik Allard pada Wiyana memudar.
"Lo sendiri?" tanya Allard basa basi.
Wiyana tak menjawab, gadis itu mengambil tas yang berukuran cukup besar. Tas itu berisi baju baju Allard selama di rumah sakit.
Terdapat kantung mata di wajah Wiyana, ah. Sepertinya Wiyana tidak tidur dengan teratur, pikir Allard.
"Wi?" tegur Allard lagi karena tak mendapatkan respon apa apa.
Masih tak ada perubahan, Wiyana tetap diam seribu bahasa. Seperti ada sesuatu yang berbeda dari gadis itu.
Allard turun dari kasurnya, dia menyentuh pundak Wiyana guna membuat gadis itu menghadap ke arahnya karena dia pikir Wiyana tak mendengar suaranya.