"Ken, pulang dengan Ma––"
"Maaf, Ma. Kayaknya aku bakal pulang sama tante Bodoh, aku nggak mau buat dia susah lagi nanti harus ikuti kita. Jadi, nggakpapa, ya. Ma?" izin Ken tak enak hati sebenarnya, padahal mereka sudah punya rencana lain.
Dinda tersenyum kecut, dia ingin marah sebenarnya. Tapi, dia tahan karena tidak mungkin bertingkah seperti itu di depan putranya.
Wiyana sendiri bersorak gembira dalam batinnya, Ken lebih memilih dirinya dari pada Dinda. Bukankah itu sesuatu yang membahagiakan?
"Tapi, Ken. Dia bisa pulang dengan mobil Mama, Mama nggak keberatan, kok."
"Mereka akan pulang dengan saya, tidak perlu repot repot."
Tak ada yang menduga, pria yang mereka cintai muncul tanpa kabar terlebih dahulu.
Hal itu cukup mengejutkan bagi Dinda, karena jika sudah ada Haidar di sana. Dia tak akan bisa berkutik, berbeda dengan Wiyana yang lega.
Cepat cepat Wiyana menarik lengan Ken untuk berdiri di samping Haidar, Ken menahan tangan Wiyana agar tak melakukan hal bodoh itu.