"Apa apaan gadis ini, kenapa dia belum datang juga?"
Haidar sibuk melihat jam dinding, sejak tadi dia hanya menunggu kedatangan Wiyana.
Seharusnya gadis itu sudah sampai di sana lima belas menit lalu, tapi lihat apa yang terjadi. Sampai detik ini gadis itu masih belum menampakkan batang hidungnya, dan yang lebih parahnya Wiyana tidak ada kasih kabar kalau dia akan terlambat atau apa semacamnya.
"Sepertinya saya terlalu lunak padanya."
Dan, Haidar pun hanya bisa menyalahkan Wiyana saja. Dia tidak tahu saja yang dialami gadis itu.
"Ken," panggil Haidar tak perlu keras, Ken sudah muncul dengan kepalanya yang menunduk dalam.
Sepenuhnya Ken masih takut pada Haidar, kejadian tadi malam tentu tak akan bisa dia lupakan dengan mudah.
"Berangkat dengan Papa saja, Wiyana sepertinya akan datang terlambat," ajak Haidar sembari dia berjalan mendahului putranya.
Ken tak banyak bicara, dia mengikuti papanya. Mereka sampai di teras, Haidar saat ini tengah malas menyetir.