"Argggg, Sialan!"
Dinda, begitu sampai di rumahnya. Dia mengeluarkan semua rasa kesalnya yang dia pendam selama perjalanan tadi.
Dia mendekati saklar, membuat lampu menyala menerangi seluruh ruangan dalam hitungan detik.
"AHKKKKK," kagetnya melihat ada seseorang berbaju hitam berdiri membelakangi dirinya.
Sementara orang yang membuat dirinya terkejut malah menyunggingkan senyum miring, pria itu berbalik.
Barulah Dinda bisa lihat wajah sialan yang sudah membuat jantungnya hampir copot karena kaget.
"Bagaimana bisa kamu masuk ke sini? Hah?" amuknya sembari mendekati pria yang tak lain dan tak bukan adalah Haru.
Setelah sepakat untuk kerja sama, kini Haru tak segan membobol keamanan rumah Dinda.
"Membobol sistem pertahanannya, memangnya apa susahnya?" tanyanya balik.
Dinda menyipitkan matanya mendengar itu, ah. Terdengar sangat tidak pantas sebenarnya, tapi. Pria seperti Haru tidak mudah untuk dilarang.