Sampai malam Wiyana mengurung dirinya di kamar Ken, dia berbenah di kamar bocah itu. Mencari kesibukan lain.
Sebab di lantai bawah Dinda sialan itu tak pergi juga, padahal malam sudah semakin larut. Sejauh ini masih aman aman saja, Wiyana sudah beberapa kali mengingatkan untuk Dinda pergi, tapi Ken selalu memberikan seribu satu alasan agar mamanya itu tetap di sana.
Alhasil Wiyana tak punya pilihan lain, dia pasrah saja. Sampai mendadak ada suara barang dibanting dari bawah.
Gadis itu sontak bangkit dari duduknya.
"Apa Haidar udah pulang?" seru Wiyana waspada, karena tak ingin penasaran.
Wiyana cepat cepat berlari ke keluar kamar, kakinya tak mampu melangkah ketika mendapati Haidar di bawah sana tengah menatap datar kepada Ken.
"Sudah saya bilang jangan pernah coba coba," kata Haidar dingin membuat Wiyana bingung harus bagaimana.
Wiyana lihat di bawah kaki Haidar banyak serpihan kaca, dan air serta bunga mawar yang malang. Sepertinya Haidar membanting vas bunga.