Bel pertanda pulang sekolah telah berdering, hanya dalam hitungan detik para murid berkeluaran dari gedung guna pulang.
Salah satu dari mereka adalah Ken, bocah itu menghampiri Dinda dan Wiyana yang masih setia menunggu dirinya di taman yang sama.
Tapi, Ken tak tahu saja kalau ke dua wanita itu tengah berselisih.
"Gimana belajarnya?" tanya Dinda cepat cepat sembari memegang lengan putranya, agar tak mendekati Wiyana.
Wiyana refleks menutup bibirnya karena dia hampir menyapa malah disela oleh wanita licik itu.
"Lancar, Ma!" seru Ken dengan semangat empat lima, sepertinya bocah itu masih melupakan Wiyana.
Padahal Wiyana tepat berdiri di samping Dinda, Dinda sangat pandai mengalihkan perhatian Ken.
"Kita pulang, yuk!" ajak Dinda lagi semakin menjadi, Ken membesarkan matanya mendengar itu.
"Mama mau anter aku pulang juga?" tanya Ken sedikit tak yakin.