Sudah lima belas menit berlalu setelah kehadiran Dinda di sekolah Ken, Wiyana yang biasa banyak bicara pada Ken kini menjadi sangat pendiam.
Gadis itu sibuk menundukkan kepala, sesekali dia mencuri curi pandang pada Dinda ingin terus memastikan kalau wanita yang ada di sekitarnya adalah Dinda yang sama.
Suara bel tanda berakhirnya istirahat telah berbunyi nyaring seantero sekolah, Ken secara naluri langsung bangkit dari duduknya.
"Ma, aku masuk dulu, ya," ijin Ken sembari mengkecup pipi mamanya tak lupa senyum lebar terus terpatri di wajahnya, Ken sangat bahagia hari ini karena Dinda datang tiba tiba.
Sangking senangnya, bocah itu bahkan sampai melupakan Wiyana yang sejak tadi ia acuhkan.
"Iya, Sayang. Belajar yang pinter, ya." Dinda berpesan, menggantikan Wiyana. Kini Dinda yang mengusap puncak kepala Ken seperti yang biasa Wiyana lakukan sebelum mereka berpisah.
Wiyana speechless melihatnya, dia merasa seperti Dinda baru saja merampas sesuatu dari Wiyana.