Setelah kemarin Alea mengatakan kejujuran tentang perasaannya untuk Allard, tentu Wiyana jadi kepikiran sampai detik ini.
Gadis itu jadi merasa sangat bersalah pada Alea, ah. Andai saja Wiyana tahu sejak awal, pasti dia tak akan menerima ajakan Allard untuk kencan dan dekat.
"Bodoh banget, sih. Kenapa bisa nggak tau kalau Alea suka sama Allard?" gerutu Wiyana sejak kemarin hanya itu yang dia katakan pada dirinya, menyalahkan diri sendiri karena tidak tahu lebih awal.
"Pantes aja waktu pulang dari kampung, Alea kesel gara gara ide Allard."
Ya, kini semuanya terasa jelas, Alea marah bukan tanpa alasan. Gadis itu marah karena Wiyana yang bersalah.
"Ah, bodoh bodoh!" seru Wiyana sembari memukul kepalanya beberapa kali.
Tak lama berselang ada suara ketukan dari luar yang dibarengi dengan memanggil nama Wiyana.
Bukannya mendekati pintu untuk membukakan. Gadis itu malah menatap ke arah pintu dengan bimbang.